Tugas Softskill
Akuntansi Internasional
"Sistem Akuntansi di Indonesia"
Anggota Kelompok 3 :
1.
Fransisca Dwi
Karlina 22210874
2.
Melia Fras Andini 24210339
3.
Melly Nursyifa 24210350
4.
Rani Susilawati 25210645
5.
Siti Qomariah 26210612
Universitas
Gunadarma
2014
Pendahuluan
Bukan
suatu yang sulit ketika kita mencari orang yang faham mengenai akuntansi.
Akuntansi memang sudah diajarkan sejak di SMA, bahkan ada yang mendapatkan
materi akuntansi sejak SMP dalam pelajaran keterampilan jasa. Ditingkat perguruan tinggi, jurusan akuntansi
juga bukan jurusan yang sulit ditemukan. Namun, jika kita melihat kurikulum
akuntansi saat ini, kurikulum yang diadopsi dalam pendidikan akuntansi
diberbagai tingkat, baru mengakomodir materi-materi akuntansi komersial,
sedikit sekali porsi yang diberikan untuk mata kuliah akuntansi pemerintahan.
Akuntansi
dikelompokan dalam beberapa konsentrasi keilmuan, Baswir (1995) mengelompokan
akuntansi menjadi 3 bidang, yaitu : akuntansi perusahaan, akuntansi nasional
dan akuntansi pemerintahan. Sedangkan Kusnadi, dkk (1999) mengelompokan
akuntansi menjadi 11 bidang, yaitu :
Akuntansi Keuangan, Pemeriksaan, Akuntansi Biaya, Akuntansi Manajemen,
Akuntansi Perpajakan, Sistem Akuntansi, Akuntansi Anggaran, Akuntansi
Internasional, Akuntansi Non
Profit,
Akuntansi Sosial, Instruksi Akuntansi.
Berapapun
banyaknya pembagian konsentrasi akuntansi, sebenarnya hanya bermuara
pada 2 kelompok akuntansi, yaitu akuntansi komersial dan akuntansi pemerintahan. Sebagian orang mengelompokkannya sebagai
akuntansi sektor publik,
tetapi untuk konsistensi bahasa dalam makalah ini penulis hanya akan menyebutnya
dengan istilah akuntansi internasional.
Pemerintah
Indonesia belum pernah menerbitkan Standar Akuntansi Internasional,
oleh sebab itu materi yang diberikan dibangku kuliah diadopsi dari
materi
akuntansi Internasional di Amerika Serikat, yang tentu saja belum tentu cocok
digunakan di Indonesia.
Hawa
segar mulai muncul ketika akhirnya diterbitkan Standar Akuntansi Internasional
(SAI). Berdasarkan hal-hal tersebut diatas, tulisan ini mencoba membahas
berbagai aspek yang berhubungan dengan akuntansi internasional.
Dalam
bahasan makalah ini akan membahas mengenai sistem
akuntansi yang ada di Indonesia yaitu mengenai sejarahnya, proses, dan bagaimana akuntansi di Indonesia dalam
Internasional.
Semoga
dengan makalah ini dapat memberikan pengetahuan kepada pembaca akan pembahasan
mengenai sistem akuntansi yang ada di Indonesia.
- Sejarah Akuntansi di Indonesia
Akuntansi
sebenarnya sudah ada sejak manusia mulai dapat menghitung dan membuat suatu
catatan, dengan menggunakan batu, kayu, bahkan daun. Pada abad ke–15,
terjadilah perkembangan dan perluasan perdagangan oleh pedagang-pedagang
Venesia. Perkembangan perdagangan ini menyebabkan diperlukannya suatu sistem
pencatatan yang lebih baik sehingga dengan demikian akuntansi mulai berkembang.
Pada akhir abad XV, sejalan
dengan menurunnya pengaruh Romawi, pusat perdagangan bergeser ke Spanyol, Portugis, dan Belanda. Akibatnya, sistem akuntansi yang telah dikembangkan
Romawi juga ikut berpindah
dan digunakan di negara-negara tersebut. Sejak itu perhitungan rugi laba mulai dibuat secara tahunan
yang kemudian mendorong dikembangkannya
penyusunan neraca secara rutin pada akhir jangka waktu tertentu.
Pada abad XIX revolusi industri
di Eropa mendorong berkembangnya akuntansi biayadan konsep penyusutan. Pada tahun 1930, New York Slock
Exchange dan American Institute of Certified Public Accountant membahas dan menetapkan prinsip-prinsip akuntansi
bagi perusahaanperusahaan yang sahamnya terdaftar di bursa saham.
Praktik
akuntansi di Indonesia dapat ditelusur pada era penjajahan Belanda sekitar
17 (ADB 2003) atau sekitar tahun 1642 (Soemarso 1995). Jejak
yang jelas berkaitan dengan praktik akuntansi di Indonesia dapat ditemui pada tahun 1747, yaitu praktik
pembukuan yang dilaksanakan Amphioen
Sociteyt
yang berkedudukan di Jakarta (Soemarso 1995). Pada era ini Belanda
mengenalkan sistem pembukuan berpasangan (double-entry bookkeeping) sebagaimana yang dikembangkan oleh Luca Pacioli. Sistem ini diperkenalkan
oleh Luca Pacioli bersama Leonardo da Vinci, dan sudah dipakai untuk melakukan
pencatatan upah sejak zaman Babilonia. Sistem Kontinetal merupakan pencatatan
semua transaksi ke dalam dua bagian, yaitu debit dan kredit secara seimbang dan
menghasilkan pembukuan yang sistematis serta laporan keuangan yang terpadu.
Dengan menggunakan sistem ini perusahaan mendapatkan gambaran tentang laba rugi
usaha, kekayaan perusahaan, serta hak pemilik.
Perusahaan VOC
milik Belanda-yang merupakan organisasi komersial utama selama
masa penjajahan memainkan peranan penting dalam praktik bisnis di Indonesia selama era ini
(Diga dan Yunus 1997).
Kegiatan
ekonomi pada masa penjajahan meningkat cepat selama tahun 1800an dan awal
tahun 1900an. Hal ini ditandai dengan dihapuskannya tanam paksa sehingga pengusaha Belanda
banyak yang menanamkan modalnya di Indonesia. Peningkatan
kegiatan ekonomi mendorong munculnya permintaan akan tenaga akuntan dan juru buku yang
terlatih. Akibatnya, fungsi auditing mulai dikenalkan di Indonesia pada
tahun 1907 (Soemarso 1995). Peluang terhadap kebutuhan audit ini akhirnya diambil oleh
akuntan Belanda dan Inggris yang masuk ke Indonesia untuk membantu
kegiatan administrasi di perusahaan tekstil dan perusahaan manufaktur (Yunus 1990).
Internal
auditor yang pertama kali datang di Indonesia adalah J.W Labrijn-yang sudah berada di Indonesia pada
tahun 1896 dan orang pertama yang melaksanakan pekerjaan audit
(menyusun dan mengontrol pembukuan perusahaan) adalah Van Schagen yang dikirim ke Indonesia
pada tahun 1907 (Soemarso 1995).
Pengiriman Van
Schagen merupakan titik tolak berdirinya Jawatan Akuntan Negara-
Government Accountant Dienst yang terbentuk pada tahun 1915 (Soermarso
1995).
Akuntan publik
yang pertama adalah Frese & Hogeweg yang mendirikan kantor di
Indonesia pada tahun 1918. Pendirian kantor ini diikuti kantor
akuntan yang lain yaitu kantor akuntan H.Y.Voerens pada tahun
1920 dan pendirian Jawatan Akuntan Pajak- Belasting Accountant Dienst (Soemarso 1995).
Pada era penjajahan, tidak ada orang Indonesia yang bekerja sebagai
akuntan publik.
Orang Indonesa
pertama yang bekerja di bidang akuntansi adalah JD Massie, yang
diangkat sebagai pemegang buku pada Jawatan Akuntan Pajak pada tanggal 21 September 1929
(Soemarso 1995). Kesempatan bagi akuntan lokal (Indonesia) mulai muncul pada tahun 1942-1945,
dengan mundurnya Belanda dari Indonesia.
Pada tahun
1947 hanya ada satu orang akuntan yang berbangsa Indonesia
yaitu Prof. Dr. Abutari (Soermarso 1995). Praktik akuntansi model Belanda masih digunakan
selama era setelah kemerdekaan (1950an). Pendidikan dan pelatihan akuntansi masih didominasi
oleh sistem akuntansi model Belanda. Nasionalisasi atas
perusahaan yang dimiliki Belanda dan pindahnya orang orang
Belanda dari Indonesia pada tahun 1958 menyebabkan kelangkaan akuntan dan tenaga ahli
(Diga dan Yunus 1997). Atas dasar nasionalisasi dan
kelangkaan akuntan, Indonesia pada akhirnya berpaling ke praktik akuntansi model Amerika. Namun
demikian, pada era ini praktik akuntansi model Amerika mampu berbaur
dengan akuntansi model Belanda, terutama yang terjadi di lembaga pemerintah. Makin
meningkatnya jumlah institusi pendidikan tinggi yang menawarkan
pendidikan akuntansi-seperti pembukaan jurusan akuntansi di Universitas Indonesia
1952, Institute Ilmu Keuangan (Sekolah Tinggi Akuntansi
Negara-STAN) 1990, Univesitas Padjajaran 1961, Universitas Sumatera Utara 1962, Universitas
Airlangga 1962 dan Universitas Gadjah Mada 1964 (Soermarso 1995)-telah
mendorong pergantian praktik akuntansi model Belanda dengan model Amerika pada tahun
1960 (ADB 2003).
Selanjutnya,
pada tahun 1970 semua lembaga harus mengadopsi sistem akuntansi model
Amerika (Diga dan Yunus 1997). Pada pertengahan tahun 1980an,
sekelompok tehnokrat muncul dan memiliki kepedulian terhadap reformasi ekonomi dan akuntansi.
Kelompok tersebut berusaha untuk menciptakan ekonomi yang lebih
kompetitif dan lebih berorientasi pada pasar dengan dukungan praktik akuntansi yang baik.
Kebijakan kelompok tersebut memperoleh dukungan yang kuat dari
investor asing dan lembaga-lembaga internasional (Rosser 1999). Sebelum perbaikan pasar modal dan
pengenalan reformasi akuntansi tahun 1980an dan awal 1990an, dalam praktik banyak ditemui perusahaan
yang memiliki tiga jenis pembukuan-satu untuk menunjukkan
gambaran sebenarnya dari perusahaan dan untuk dasar pengambilan keputusan;
satu untuk menunjukkan hasil yang positif dengan maksud agar dapat
digunakan untuk mengajukan pinjaman/kredit dari bank domestik dan asing; dan satu lagi yang
menjukkan hasil negatif (rugi) untuk tujuan pajak (Kwik 1994).
Pada awal
tahun 1990an, tekanan untuk memperbaiki kualitas pelaporan
keuangan muncul seiring dengan terjadinya berbagai skandal pelaporan
keuangan yang dapat mempengaruhi kepercayaan dan perilaku investor.
Skandal
pertama adalah kasus Bank Duta (bank swasta yang dimiliki oleh tiga
yayasan yang dikendalikan presiden Suharto). Bank Duta go
public pada tahun 1990 tetapi gagal mengungkapkan kerugian
yang jumlah besar (ADB 2003). Bank Duta juga tidak menginformasi semua informasi kepada Bapepam,
auditornya atau underwriternya tentang masalah tersebut. Celakanya, auditor Bank Duta
mengeluarkan opini wajar tanpa pengecualian. Kasus ini diikuti oleh
kasus Plaza Indonesia Realty (pertengahan 1992) dan Barito Pacific Timber (1993). Rosser
(1999) mengatakan bahwa bagi pemerintah Indonesia, kualitas
pelaporan keuangan harus diperbaiki jika memang pemerintah menginginkan adanya transformasi pasar
modal dari model “ casino ” menjadi model yang dapat memobilisasi
aliran investas jangka panjang.
Berbagai
skandal tersebut telah mendorong pemerintah dan badan berwenang untuk
mengeluarkan kebijakan regulasi yang ketat berkaitan dengan
pelaporan keuangan. Pertama, pada September 1994, pemerintah melalui IAI mengadopsi
seperangkat standar akuntansi keuangan, yang dikenal dengan
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK). Kedua, Pemerintah bekerja sama dengan Bank Dunia
(World Bank) melaksanakan Proyek Pengembangan Akuntansi yang
ditujukan untuk mengembangkan regulasi akuntansi dan melatih profesi akuntansi. Ketiga, pada
tahun 1995, pemerintah membuat berbagai aturan berkaitan
dengan akuntansi dalam Undang Undang Perseroan Terbatas. Keempat, pada tahun 1995 pemerintah
memasukkan aspek akuntansi/pelaporan keuangan kedalam Undang-Undang Pasar Modal (Rosser 1999).
Jatuhnya nilai
rupiah pada tahun 1997-1998 makin meningkatkan tekanan pada pemerintah
untuk memperbaiki kualitas pelaporan keuangan. Sampai awal 1998, kebangkrutan konglomarat,
collapse nya system perbankan, meningkatnya inflasi dan pengangguran memaksa pemerintah bekerja
sama dengan IMF dan melakukan negosiasi atas berbagaai paket penyelamat yang ditawarkan IMF. Pada
waktu ini, kesalahan secara tidak langsung diarahkan pada
buruknya praktik akuntansi dan rendahnya kualitas keterbukaan informasi (transparency).
- Perkembangan Akuntansi Di Indonesia
Perkembangan
akuntansi di Indonesia, pada mulanya menganut sistem kontinental, sama
seperti yang di pakai Belanda. Sistem kontinental ini, yang
di sebut juga Tata Buku atau Pembukuan, yang sebenarnya tidak sama dengan akuntansi, karena Tata
Buku (Bookkeeping) adalah elemen prosedural dari akuntansi sebagaimana
aritmatika adalah elemen prosedural dari matematika.
Selain itu,
terletak perbedaan antara tata buku dengan Akuntansi, yakni :
a.
Tata Buku (Bookkeeping):
menyangkut kegiatan–kegiatan proses akuntansi seperti pencatatan, peringkasan, penggolongan, dan
aktivitas – aktivitas lain yang bertujuan untuk menghasilkan
informasi akuntansi yang berdasarkan pada data.
b.
Akuntansi (Accounting):
menyangkut kegiatan–kegiatan analisis dan interprestasi
berdasarkan informasi akuntansi.
Pertengahan
abad ke–18, terjadi Revolusi Industri di Inggris yang mendorong pula
perkembangan akuntansi. Pada waktu itu, para manajer pabrik, misalnya ingin
mengetahui biaya produksinya. Dengan mengetahui berapa besar biaya produksi,
mereka dapat mengawasi efektivitas proses produksi dan menetapkan harga jual.
Sejalan dengan itu, berkembanglah akuntansi dalam bidang khusus, yaitu
akuntansi biaya yang memfokuskan diri pada pencatatan biaya produksidan
penyediaan informasi bagi manajemen. Revolusi Industri mengakibatkan
perkembangan akuntansi semakin pesat sehingga menyebar sampai ke Benua Amerika,
khususnya di Amerika Serikat dan melahirkan sistem Anglo Saxon.
Seiring
perkembangan, selanjutnya tata buku mulai di tinggalkan orang. Di
Indonesia, orang atau perusahaan semakin banyak menerapkan sistem
akuntansi Anglo Saxon yang berasal dari Amerika, dan ini di
sebabkan oleh :
a.
Pada tahun 1957, Adanya konfrontasi Irian Barat antara Indonesia – Belanda yang
membuat seluruh pelajar Indonesia yang sekolah di Belanda di
tarik kembali dan dapat melanjutkan kembali studinya di berbagai Negara (termasuk Amerika),
terkecuali negara Belanda.
b.
Hampir sebagian besar mereka yang berperan dalam kegiatan pengembangan
akuntansi menyelesaikan pendidikannya di Amerika, dan
menerapkan system akuntansi Anglo Saxon di Indonesia. Sehingga sistem ini lebih dominan di gunakan
daripada sistem Kontinental / Tata buku di Indonesia.
c.
Dengan adanya sistem akuntansi Anglo Saxon, Penanaman Modal Asing
(PMA) di Indonesia membawa dampak positif terhadap perkembangan
akuntansi.
Selain itu, terdapat
beberapa perbedaan istilah antara tata buku dan akuntansi, yaitu :
-Istilah ‘perkiraan’, menjadi ‘akun’;
-Istilah ‘neraca laju’, menjadi ‘kertas kerja’ ;
-dan lain – lain.
Di Indonesia,
Komite Prinsip Akuntansi (KPA) merumuskan Standar Akuntansi untuk di
sahkan oleh Pengawas Pusat Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)
sebagai Standar Akuntansi Keuangan (SAK) dan berfungsi untuk
menyesuaikan dan menyusun laporan keuangan yang di keluarkan oleh pihak ekstern. Sejalan dengan
perkembangan ekonomi, hubungan dagang antarnegara pada masa
– masa kerajaan di masa lalu seperti Majapahit, Mataram, Sriwijaya, menjadi pintu masuk akuntansi dari
negara lain ke Indonesia.
Meskipun
demikian, belum terdapat penelitian yang memadai mengenai sejarah
akuntansi di Indonesia. Masa perkembangan akuntansi di Indonesia
secara garis besar dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
a.
Masa Penjajahan Belanda dan Jepang
Kedatangan bangsa Belanda
di Indonesia akhir abad ke-16 awalnya untuk berdagang, kemudian
Belanda membentuk perserikatan maskapai Belanda yang dikenal dengan Vereenigde Oost Indische
Compagnie (VOC). Pada tahun 1602, terjadi peleburan 14 maskapai
yang beroperasi di Hindia Timur, yang selanjutnya di tahun 1619 membuka cabang di Batavia dan
kota-kota lainnya di Indonesia. Perjalanan VOC ini berakhir pada
tahun 1799 dan setelah VOC dibubarkan, kekuasaan diambil
alih oleh Kerajaan Belanda. Sejak masa itulah mulai tumbuh perusahaan - perusahaan Belanda di
Indonesia. Catatan pembukuan saat itu menekankan pada mekanisme debit
dan kredit berdasarkan praktik dagang yang semata-mata untuk kepentingan perusahaan
Belanda. Pada masa ini, sektor us aha kecil dan menengah umumnya dikuasai oieh
masyarakat Cina, India, dan Arab yang praktik akuntansinya menggunakan
atau dipengaruhi oieh sistem dari negara mereka masing-masing. Pada masa penjajahan Jepang
tahun 1942 sampai 1945, system akuntansi tidak banyak mengalami
perubahan, yaitu tetap menggunakan pola Belanda.
b.
Masa Kemerdekaan
Sistem akuntansi yang
beriaku di Indonesia mengikuti sejarah masa lampau dari masa
kolonial Belanda, maka sistem akuntansinya mengikuti
akuntansi Belanda yang dikenal dengan Sistem Tata Buku.
Sistem Tata Buku ini merupakan subsistem akuntansi atau hanya merupakan metode pencatatan. Setelah masa penjajahan
Belanda berakhir dan masuk ke dalam masa kemerdekaan, banyak
perusahaan milik Belanda yang dirasionalisasi yang diikuti pula dengan masuknya berbagai investor
asing, terutama Amerika Serikat. Para investor tersebut
memperkenalkan system akuntansi Amerika Serikat ke
Indonesia.
Berikut ini
tabel ringkasan perkembangan akuntansi di Indonesia.
Adanya
perubahan lingkungan global yang semakin menyatukan hampir seluruh
negara di dunia dalam komunitas tunggal, yang dijembatani
perkembangan teknologi komunikasi dan informasi yang semakin murah, menuntut adanya transparansi
di segala bidang. Standar akuntansi keuangan yang berkualitas
merupakan salah satu prasarana penting untuk mewujudkan transparasi tersebut.
Standar
akuntansi keuangan dapat diibaratkan sebagai sebuah cermin, di mana
cermin yang baik akan mampu menggambarkan kondisi praktis bisnis
yang sebenarnya. Oleh karena itu, pengembangan standar akuntansi keuangan yang baik, sangat
relevan dan mutlak diperlukan pada masa sekarang ini.
Terkait hal
tersebut, Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) sebagai wadah profesi akuntansi
di Indonesia selalu tanggap terhadap perkembangan yang terjadi, khususnya dalam hal-hal yang
memengaruhi dunia usaha dan profesi akuntan. Hal ini dapat dilihat dari
dinamika kegiatan pengembangan standar akuntansi sejak berdirinya IAI pada tahun 1957 hingga kini.
Setidaknya, terdapat tiga tonggak sejarah dalam pengembangan standar
akuntansi keuangan di Indonesia.
Tonggak
sejarah pertama, menjelang diaktifkannya pasar modal di Indonesia pada
tahun 1973. Pada masa itu merupakan pertama kalinya IAI melakukan
kodifikasi prinsip dan standar akuntansi yang berlaku di Indonesia dalam suatu buku ”Prinsip
Akuntansi Indonesia (PAI).” Kemudian, tonggak sejarah kedua
terjadi pada tahun 1984. Pada masa itu, komite PAI melakukan
revisi secara mendasar PAI 1973 dan kemudian mengkondifikasikannya alam buku ”Prinsip
Akuntansi Indonesia 1984” dengan tujuan untuk menyesuaikan ketentuan
akuntansi dengan perkembangan dunia usaha. Berikutnya pada tahun
1994, IAI kembali melakukan revisi total terhadap PAI 1984 dan melakukan
kodifikasi dalam buku ”Standar Akuntansi Keuangan (SAK) per 1 Oktober 1994.” Sejak tahun 1994,
IAI juga telah memutuskan untuk melakukan harmonisasi dengan standar
akuntansi internasional dalam pengembangan standarnya.
Dalam perkembangan selanjutnya, terjadi
perubahan dari harmonisasi ke adaptasi, kemudian menjadi adopsi dalam rangka konvergensi dengan
International Financial Reporting Standards (IFRS). Program
adopsi penuh dalam rangka mencapai konvergensi dengan IFRS direncanakan dapat terlaksana dalam
beberapa tahun ke depan. Dalam perkembangannya, standar
akuntansi keuangan terus direvisi secara berkesinambungan, baik berupa berupa penyempurnaan
maupun penambahan standar baru sejak tahun 1994. Proses revisi telah
dilakukan enam kali, yaitu pada tanggal 1 Oktober 1995, 1 Juni 1996, 1 Juni 1999, 1 April 2002, 1
Oktober 2004, dan 1 September 2007. Buku ”Standar Akuntansi
Keuangan per 1 September 2007” ini di dalamnya sudah bertambah
dibandingkan revisi sebelumnya yaitu tambahan KDPPLK Syariah, 6 PSAK baru, dan 5 PSAK revisi.
Secara garis besar, sekarang ini terdapat 2 KDPPLK, 62 PSAK, dan 7
ISAK. Untuk dapat menghasilkan standar akuntansi keuangan yang baik, maka badan
penyusunnya terus dikembangkan dan disempurnakan sesuai dengan
kebutuhan. Awalnya, cikal bakal badan penyusun standar akuntansi adalah Panitia Penghimpunan
Bahan-bahan dan Struktur dari GAAP dan GAAS yang dibentuk pada
tahun 1973.
Pada tahun 1974 dibentuk Komite
Prinsip Akuntansi Indonesia PAI) yang bertugas menyusun dan
mengembangkan standar akuntansi keuangan. Komite PAI telah bertugas selama empat periode
kepengurusan IAI sejak tahun 1974 hingga 1994 dengan susunan personel
yang terus diperbarui. Selanjutnya, pada periode kepengurusan IAI tahun 1994-1998 nama
Komite PAI diubah menjadi Komite Standar Akuntansi Keuangan (Komite
SAK). Kemudian, pada Kongres VIII IAI tanggal 23-24 September 1998 di Jakarta, Komite
SAK diubah kembali menjadi Dewan Standar Akuntansi Keuangan
(DSAK) dengan diberikan otonomi untuk menyusun dan mengesahkan PSAK dan ISAK. Selain itu,
juga telah dibentuk Komite Akuntansi Syariah (KAS) dan Dewan
Konsultatif Standar Akuntansi Keuangan (DKSAK). Komite Akuntansi Syariah (KAS) dibentuk tanggal 18
Oktober 2005 untuk menopang kelancaran kegiatan penyusunan PSAK
yang terkait dengan perlakuan akuntansi transaksi syariah yang dilakukan oleh DSAK. Sedangkan DKSAK yang
anggotanya terdiri atas profesi akuntan dan luar profesi
akuntan, yang mewakili para pengguna, merupakan mitra DSAK
dalam merumuskan arah dan pengembangan SAK di Indonesia.
Ada juga
pendapat yang lain mengtakan bahwa perkembangan standar akuntansi
keuangan di Indonesia yang terbaru mengadopsi IFRS ke PSAK,
kronologis kejadian dari tahun ke tahun adalah sebagai berikut :
Ikatan
Akuntansi Indonesia (IAI) telah membentuk Komite Prinsip-prinsip Akuntansi Indonesia untuk
menetapkan standar-standar akuntansi, yang kemudian dikenal dengan Prinsip-prinsip Akuntansi
Indonesia (PAI). (Terjadi pada periode 1973-1984). Komite PAI melakukan
revisi secara mendasar PAI 1973 dan kemudian menerbitkan Prinsip
Akuntansi Indonesia 1984 (PAI 1984). Menjelang akhir 1994, Komite standar akuntansi memulai suatu
revisi besar atas prinsip-prinsip akuntansi Indonesia dengan
mengumumkan pernyataan-pernyataan standar akuntansi tambahan dan menerbitkan interpretasi atas standar
tersebut. Revisi tersebut menghasilkan 35 pernyataan standar
akuntansi keuangan, yang sebagian besar harmonis dengan IAS yang dikeluarkan oleh IASB.
(Terjadi pada
periode 1984-1994) Ada perubahan Kiblat dari US GAAP ke IFRS, hal ini ditunjukkan Sejak tahun
1994, telah menjadi kebijakan dari Komite Standar Akuntansi Keuangan
untuk menggunakan International Accounting Standards sebagai dasar untuk membangun standar
akuntansi keuangan Indonesia. Dan pada tahun 1995, IAI melakukan revisi
besar untuk menerapkan standar-standar akuntansi baru, yang kebanyakan konsisten
dengan IAS. Beberapa standar diadopsi dari US GAAP dan lainnya
dibuat sendiri. (Terjadi pada periode 1994-2004). Merupakan konvergensi IFRS
Tahap 1, Sejak tahun 1995 sampai tahun 2010, buku Standar
Akuntansi Keuangan (SAK) terus direvisi secara berkesinambungan, baik berupa penyempurnaan maupun
penambahan standar baru. Proses revisi dilakukan sebanyak enam kali
yakni pada tanggal 1 Oktober 1995, 1 Juni 1999, 1 April 2002, 1 Oktober 2004, 1 Juni 2006, 1 September
2007, dan versi 1 Juli 2009. Pada tahun 2006 dalam kongres IAI (Cek
Lagi nanti) X di Jakarta ditetapkan bahwa konvergensi penuh
IFRS akan diselesaikan pada tahun 2008. Target ketika itu adalah taat penuh dengan semua standar
IFRS pada tahun 2008.
Namun dalam perjalanannya
ternyata tidak mudah. Sampai akhir tahun 2008 jumlah IFRS yang
diadopsi baru mencapai 10 standar IFRS dari total 33
standar. (terjadi pada periode 2006-2008)
- Standar Akuntansi Internasional di Indonesia
Berikut adalah
perkembangan standar akuntansi Indonesia mulai
dari awal sampai dengan saat ini yang menuju konvergensi
dengan IFRS (Sumber: Ikatan Akuntan Indonesia, 2008) di Indonesia selama dalam
penjajahan Belanda, tidak ada standar Akuntansi yang
dipakai. Indonesia memakai standar (Sound Business
Practices) gaya Belanda sampai Thn. 1955 : Indonesia belum
mempunyai undang – undang resmi / peraturan
tentang standar keuangan.
a.
Tahun. 1974 : Indonesia mengikuti standar Akuntansi Amerika yang dibuat oleh
IAI yang disebut dengan prinsip Akuntansi.
b.
Tahun. 1984 : Prinsip Akuntansi di Indonesia ditetapkan menjadi standar Akuntansi.
c.
Akhir Tahun 1984 : Standar Akuntansi di Indonesia mengikuti standar yang
bersumber dari IASC (International Accounting Standart Committee)
d.
Sejak Tahun. 1994 : IAI sudah committed mengikuti IASC / IFRS.
e.
Tahun 2008 : diharapkan perbedaan PSAK dengan IFRS akan dapat diselesaikan.
f.
Tahun 2012 : ikut IFRS sepenuhnya?
Asas Standar akuntansi di
Indonesia yang berlaku saat ini mengacu pada US GAAP (United Stated Generally
Accepted Accounting Standard), namun pada beberapa pasal sudah mengadopsi IFRS
yang sifatnya harmonisasi. Adopsi yang dilakukan Indonesia saat ini sifatnya belum
menyeluruh, baru sebagian (harmonisasi). Di era globalisasi saat ini menuntut
adanya suatu sistem akuntansi internasional yang dapat diberlakukan secara
internasional di setiap negara, atau diperlukan adanya harmonisasi terhadap
standar akuntansi internasional. Namun proses harmonisasi ini memiliki hambatan
antaralain nasionalisme dan budaya tiap-tiap negara, perbedaan system
pemerintahan pada tiap-tiap negara, perbedaan kepentingan antara perusahaan
multinasional dengan perusahaan nasional yang sangat mempengaruhi proses
harmonisasi antar negara, serta tingginya biaya untuk merubah prinsip
akuntansi.
Pesatnya teknologi
informasi ini merupakan akses bagi banyak investor untuk memasuki pasar modal
di seluruh dunia, Kebutuhan ini tidak bisa terpenuhi apabila
perusahaan-perusahaan masih memakai prinsip pelaporan keuangan yang
berbeda-beda. Amerika memakai FASB dan US GAAP, Indonesia memakai PSAK-nya IAI,
uni eropa memakai IAS dan IASB. Hal tersebut melatarbelakangi perlunya adopsi
IFRS saat ini.
Pengadopsian standar
akuntansi internasional ke dalam standar akuntansi domestik bertujuan
menghasilkan laporan keuangan yang memiliki tingkat kredibilitas tinggi,
persyaratan akan item item pengungkapan akan semakin tinggi sehingga nilai
perusahaan akan semakin tinggi pula, manajemen akan memiliki tingkat
akuntabilitas tinggi dalam menjalankan perusahaan, laporan keuangan perusahaan
menghasilkan informasi yang lebih relevan dan akurat, dan laporan keuangan akan
lebih dapat diperbandingkan dan menghasilkan informasi yang valid untuk aktiva,
hutang, ekuitas, pendapatan dan beban perusahaan.
Ikatan Akuntan
Indonesia (IAI) mencanangkan bahwa Standar akuntansi internasional (IFRS) akan
mulai berlaku di Indonesia pada tahun 2012 secara keseluruhan atau full
adoption. Diharapkan Indonesia sudah mengadopsi keseluruhan IFRS, sedangkan
khusus untuk perbankan diharapkan tahun 2010. Dengan pencanangan tersebut
timbul permasalahan mengenai sejauh mana adopsi IFRS dapat diterapkan dalam
Laporan Keuangan di Indonesia, bagaimana sifat adopsi yang cocok apakah adopsi
seluruh atau sebagian (harmonisasi), dan manfaat bagi perusahaan yang
mengadopsi khususnya dan bagi perekonomian Indonesia pada umumnya, serta
bagaimana kesiapan Indonesia untuk mengadopsi IFRS.
IFRS (Internasional
Financial Accounting Standard) adalah suatu upaya untuk memperkuat arsitektur
keungan global dan mencari solusi jangka panjang terhadap kurangnya
transparansi informasi keuangan. Tujuan IFRS adalah memastikan bahwa laporan
keungan interim perusahaan untuk periode-periode yang dimaksukan dalam laporan
keuangan tahunan, mengandung informasi berkualitas tinggi yang:
a.
Menghasilkan transparansi bagi para pengguna dan dapat
dibandingkan sepanjang periode yang disajikan.
b.
Menyediakan titik awal yang memadai untuk akuntansi yang
berdasarkan pada IFRS.
c.
Dapat dihasilkan dengan biaya yang tidak melebihi manfaat
untuk para pengguna.
Saat ini standar akuntansi
keuangan nasional sedang dalam proses konvergensi secara penuh dengan
International Financial Reporting Standards(IFRS) yang dikeluarkan oleh IASB
(International Accounting Standards Board). Oleh karena itu, arah penyusunan
dan pengembangan standar akuntansi keuangan ke depan akan selalu mengacu pada
standar akuntansi internasional (IFRS) tersebut.
Peranan dan keuntungan
harmonisasi atau adopsi IFRS sebagai standar akuntansi domestik :
Keuntungan harmonisasi menurut Lecturer Ph. Diaconu Paul (2002) adalah:
1.
Informasi keuangan yang dapat diperbandingkan,
2.
Harmonisasi dapat menghemat waktu dan uang,
3.
Mempermudah transfer informasi kepada karyawan serta
mempermudah dalam melakukan training pada karyawan,
4.
Meningkatkan perkembangan pasar modal domestik menuju pasar
modal internasional,
5.
Mempermudah dalam melakukan analisis kompetitif dan
operasional yang berguna untuk menjalankan bisnis serta mempermudah dalam
pengelolaan hubungan baik dengan pelanggan, supplier, dan pihak lain.
Dengan mengadopsi IFRS
berarti laporan keuangan berbicara dengan bahasa akuntansi yang sama, hal ini
akan memudahkan perusahaan multinasional dalam berkomunikasi dengan cabang
cabang perusahaannya yang berada dalam negara yang berbeda, meningkatkan
kualitas pelaporan manajemen dan pengambilan keputusan. Dengan mengadopsi IFRS
juga berarti meningkatkan kepastian dan konsistensi dalam interpretasi
akuntansi, sehingga memudahkan proses akuisisi dan divestasi. Dengan mengadopsi
IFRS kinerja perusahaan dapat diperbandingkan dengan pesaing lainnya secara
global, apalagi dengan semakin meningkatnya persaingan global saat ini. Akan
menjadi suatu kelemahan bagi suatu perusahaan jika tidak dapat diperbandingkan
secara global, yang berarti kurang mampu dalam menarik modal dan menghasilkan
keuntungan di masa depan.
Indonesia perlu mengadopsi
standar akuntansi internasional untuk memudahkan perusahaan asing yang akan
menjual saham di negara ini atau sebaliknya. Namun demikian, untuk mengadopsi
standar internasional itu bukan perkara mudah karena memerlukan pemahaman dan
biaya sosialisasi yang mahal. Indonesia sudah melakukannya namun sifatnya baru
harmonisasi, dan selanjutnya akan dilakukan full adoption atas standar
internasional tersebut. Adopsi standar akuntansi internasional tersebut
terutama untuk perusahaan publik. Hal ini dikarenakan perusahaan publik
merupakan perusahaan yang melakukan transaksi bukan hanya nasional tetapi juga
secara internasional. Jika ada perusahaan dari luar negeri ingin menjual saham
di Indonesia atau sebaliknya, tidak akan lagi dipersoalkan perbedaan standar
akuntansi yang dipergunakan dalam menyusun laporan.
- Faktor Lingkungan yang Berpengaruh Terhadap Pengembangan Akuntansi
Telah banyak
yang menyatakan bahwa akuntansi dipengaruhi oleh lingkungannya dan sebaliknya
akuntansi juga mempengaruhi lingkungannya. Pada pokoknya, tesis ini menyiratkan
bahwa inovasi dan perkembangan akuntansi dipicu oleh faktor-faktor
non-akuntansi. Standar-standar akuntansi muncul ke permukaan setelah banyak akuntan mengalami tuntutan
hukum, LIFO ditimbulkan oleh kondisi-kondisi inflasi, dan banyak
pengungkapan-pengungkapan keuangan yang merupakan konsekuensi dari pasar modal
publik.
Kondisi-kondisi
lingkungan yang diharapkan mempengaruhi penentuan standar akuntansi, meiliputi:
1.
Relativisme budaya, dengan cara bagaimana konsep-konsep
akuntansi yang ada di setiap negara seunik ciri budaya negara tersebut.
2.
Relativisme linguistik, dengan cara bagaimana akuntansi
sebagai suatu bahasa dengan karakteristik leksikal dan gramatikalnya akan
mempengaruhi perilaku linguistik dan non-linguistik dari para penggunanya.
3.
Relativisme politik dan sipil, dengan cara bagaimana konsep
akuntansi yang ada di setiap negara didasarkan pada konteks keadaan politik dan
sipil negara tersebut.
4.
Realtivisme ekonomi dan demografi, dengan cara bagaimana
konsep akuntansi yang ada di setiap negara didasarkan pada konteks ekonomi dan
demografi di negara tersebut.
- Macam-macam Akuntansi
- Akuntansi Keuangan
Akuntansi yang berhubungan
dengan pencatatan transaksi keuangan. Hasil akhir akuntansi
keuangan adalah Laporan Laba/rugi, Laporan perubahan modal, neraca, Laporan perubahan posisi
keuangan, catatan atas laporan keuangan. Dalam penyusunan laporan
keuangan harus sesuai dengan prisip akuntansi yang berterima umum.
- Akuntansi Manajemen
Akuntansi yang memberikan
informasi baik keuangan (kuantitatif) maupun bukan keuangan
(kualitatif), untuk kepentingan manajemen. perusahaan. Bidang ini bermanfaat untuk
pengambilan keputusan dan pengendalian operasi perusahaan.
- Akuntansi Biaya
Akuntansi keuangan yang
hanya menyajikan sebagian elemen dari laporan laba atau rugi.
- Akuntansi pemerintah
Penyajian laporan
transaksi yang dilakukan oleh pemerintah.
- Akuntansi Perpajakan
Akutansi yang
mengkhususkan pada penyiapan data yang diperlukan untuk perhitungan pajak.
- Akuntansi Anggaran
Akuntansi yang berhubungan
dengan penyusunan rencana pengeluaran perusahaan dan
membandingkannya dengan pengeluaran aktual.
Profesi di bidang
akuntansi di sebut akuntan.
Macam-macam akuntan dan
tugasnya, menurut UU No.34 th. 1945 :
a.
Akuntan Privat/Intern/Manajemen
Adalah akuntan yang
bekerja dalam suatu perusahaan/organisasi tertentu, bertugas menjalankan fungsi
akuntansi keuangan maupun akuntansi manajemen.
b.
Akuntan Publik (Extern)
Adalah akuntan yang
menjalankan fungsi pemeriksaan secara bebas (indepeden) terhadap
laporan keuangan perusahaan dan organisasi lain. Hasil laporan keuangan dinyatakan dalam laporan
akuntansi yang berisi pendapat tentang kewajaran atau kelayakan
laporan keuangan yang diperiksanya.
Tugas selain
pemeriksaan adalah :
- Konsultasi
perencanaan dan pelaporan pajak
- Penyusunan
anggaran
- Penyusunan
system akuntansi
- Penyusunan system
akuntansi
- Penyususnan
laporan keuangan
c.
Akuntan Pemerintah
Adalah akuntan yang
bekerja di lembaga pemerintahan, misalnya : di BPK, Dirjen pajak,
BPKP, Departemen keuangan dan lain-lain.
Tugasnya adalah mengawasi
keuangan dan kekayaan negara sampai pengelolaan keuangan
dan kekayaayan negara.
d.
Akuntan Pendidik
Akuntan yang bekerja di
lembaga pendidikan untuk mengajarkan, melakukan riset dan
mengembangakan pengetahuan akuntansi.
- Akuntansi Internasional
a.
Pengertian Akuntansi Internasional
Akuntansi internasional
adalah akuntansi untuk transaksi antar negara, pembandingan prinsip-prinsip
akuntansi di negara-negara yang berlainan dan harmonisasi standar
akuntansi di seluruh dunia. Perkembangan akuntansi internasional
sekarang ini semakin pesat dan perhatian profesi akuntan pun terhadap masalah ini
semakin besar.
b.
Tujuan Akuntansi Internasional :
a.
Mengidentifikasi sejarah perkembangan
akuntansi internasional
b.
Memperkenalkan berbagai perbedaan nasional dalam sistem
akuntansi di dunia
c.
Meringkas evolusi bisnis sampai zaman modern
d.
Membahas pentingnya dimensi akuntansi dalam bisnis global dan
topik-topik penting yang membentuk akuntansi internasional.
c.
Sejarah Akuntansi Internasional
Pada abad 14
dan 15 Italia menggunakan system Double bookkeeping entry
. Sistem Double bookeeping
Entry
mempengaruhi kepentingan bisnis negara Inggris dan koloninya .
Kemudian pada zaman Fugger dan Kelompok Hanseatik beralih ke Jerman dari ‘Pembukuan Ala
italia’. Para filsuf bisnis Belanda mempertajam cara menghitung
pendapatan. Di abad 15 aparat pemerintah Perancis menemukan keuntungan dan
diterapkan dalam system perencanaan dan akuntabilitas
pemerintah. Tahun 1850 di Skotlandia terbentuk suatu komunitas profesi akuntan public. Tahun 1870
di Inggris juga lahir suatu komunitas profesi akuntan public.
Dari Inggris praktek akuntansi menyebar ke seluruh Amerika Utara dan wilayah persemakmuran.
Sistem akuntansi Belanda masuk ke Indonesia. Sistem akuntansi
Perancis menemukan tempatnya di Polinesia dan Afrika. Sistem akuntansi Jerman berpengaruh
di Jepang, Swedia dan Rusia. Setelah PD-II, sistem
akuntansi semakin pesat tumbuh di dunia barat, terutama
Jerman dan Jepang.
Abad ke-20
Akuntansi tumbuh di Amerika Serikat dan menjadi suatu disiplin
ilmu di Universitas. Perkembangan tersebut meliputi hal-hal berikut ini :
·
Sekitar abad ke-16 terjadi beberapa perubahan di dalam
teknik-teknik pembukuan. Perubahan yang patut dicatat adalah diperkenalkan
jurnal-jurnal khusus untuk pencatatan berbagai jenis transaksi
yang Berbeda
·
Pada abad ke-16 dan 17 terjadi evolusi pada praktik laporan keuangan
periodik. Sebagai tambahan lagi, di abad ke-17 dan abad ke-18 terjadi evolusi pada
personifikasi dari seluruh akun dan transaksi, sebagai suatu
usaha untuk merasionalisasikan aturan debit dan kredit yang digunakan pada
akun-akun yang tidak pasti hubungannya dan abstrak.
·
Penerapan sistem pencatatan berpasangan juga diperluas ke
jenis-jenis organisasi yang lain.
·
Abad ke-17 juga mencatat terjadinya penggunaan akun-akun
persediaan yang terpisah untuk jenis barang yang berbeda.
·
Dimulai dengan East India Company di abad ke-17 dan selanjutnya
diikuti dengan perkembangan dari perusahaan tadi, seiring dengan revolusi industri,
akuntansi mendapatkan status yang lebih baik, yang ditunjukkan dengan adanya
kebutuhan akan akuntansi biaya, dan kepercayaan yang diberikan kepada
konsep-konsep mengenai kelangsungan, periodisitas, dan
akrual.
·
Metode-metode untuk pencatatan aktiva tetap mengalami evolusi
pada abad ke-18.
·
Sampai dengan awal abad ke-19, depresiasi untuk aktiva tetap hanya
diperhitungkan pada barang dagangan yang tidak terjual.
·
Akuntansi biaya muncul di abad ke-19 sebagai sebuah hasil dari
revolusi industri.
·
Pada paruh terakhir dari abad ke-19 terjadi perkembangan pada
teknik-teknik akuntansi untuk pembayaran dibayar di muka dan akrual, sebagai cara untuk
memungkinkan dilakukannya perhitungan dari laba periodik.
·
Akhir abad ke-19 dan ke-20 terjadi perkembangan pada laporan
dana.
·
Di abad ke-20 terjadi perkembangan pada metode-metode akuntansi
untuk isu-isu kompleks, mulai dari perhitungan laba per saham, akuntansi untuk
perhitungan bisnis, akuntansi untuk inflasi, sewa jangka panjang dan pensiun, sampai kepada
masalah penting dari akuntansi sebagai produk baru dari rekayasa keuangan
(financial engineering).
Akuntansi untuk
transaksi antar negara, pembandingan prinsip-prinsip
akuntansi di negara-negara yang berlainan dan harmonisasi standar akuntansi di seluruh dunia
adalah definisi Akuntansi Internasional menurut Iqbal, Melcher
dan Elmallah (1997:18) selain itu ada 3 bidang lain yang luas yaitu:
a.
Pengukuran (Measurements)
Membantu dalam proses
mengidentifikasi, mengelompokkan dan menghitung aktivitias dan transaksi, memberikan
masukan mendalam mengenai profitabilitas, operasi dan kekuatan posisi keuangan
perusahaan.
b.
Pengungkapan (Disclosure)
Proses dimana pengukuran
akuntansi dikomunikasikan kepada para pengguna laporan keuangan dan
digunakan dalam pengambilan keputusan atau proses mengkomunikasikan kepada
para pengguna.
c.
Auditing (Auditing)
Proses dimana para
kalangan professional akuntansi khusus (auditor) melakukan
atestasi (pengujian) terhadap keandalan proses pengukuran dan komunikasi.
d.
Kompetisi Global
Salah satu
pentingnya akuntansi internasional adalah fenomena kompetisi global.
Penentuan acuan (benchmarking), suatu tindakan untuk membandingkan kinerja satu
pihak dengan suatu standar yang memadai, bukanlah hal yang baru. Hal yang baru adalah standar
perbandingan yang kini melampaui batas-batas nasional.
Dalam
penentuan acuan terhadap pesaing internasional, seseorang harus berhati-hati untuk
memastikan bahwa perbandingan yang dilakukan memang benar-benar
dapat dibandingkan. Sebagai contoh, alat ukur kinerja yang sering digunakan adalah
pengembalian atas ekuitas (Return
on Equity).
Perkembangan
dunia usaha semakin lama semakin cepat dan sangat bervariasi.
Bidang-bidang yang dahulu tidak di bayangkan sebagai sektor usaha sekarang menjadi sektor
besar. Bunga Bank yang tinggi mendorong orang mencari
alternatif untuk memenuhi kebutuhan permodalannya, persaingan antar perusahaan semakin
meningkat dengan dibarengi berbagai permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan di Indonesia.
Dalam menghadapi itu semua para pengelola perusahaan sangat membutuhkan informasi
akuntansi dalam rangka pengambilan keputusan. Akuntansi mengalami perkembangan yang sangat
pesat seiring dengan tumbuh dan berkembangnya bisnis surat-surat berharga khususnya bisnis
saham di pasar modal.
Masyarakat
Amerika sudah mengenal bisnis tersebut sejak tahun 1900 (Belkaoui, 2007). Dalam bertransaksi, baik para
investor maupun calon investor telah menggunakan informasi keuangan perusahaan
sebagai salah satu pedoman dalam membuat prediksi-prediksi dan
untuk mengambil keputusan bisnis, yaitu investasi dalam surat-surat berharga,
khususnya dalam saham. Perkembangan positif yang terjadi
terhadap bisnis saham di pasar modal Amerika juga menunjukkan bahwa kebutuhan perusahaan
akan modal juga meningkat seirama dengan perkembangan pasar.
Perkembangan
ini sekaligus menunjukkan bahwa pasar modal memegang peranan penting
dalam perekonomian suatu negara khususnya Amerika pada era tersebut. Disamping
itu, juga berarti bahwa kebutuhan dan peran informasi
akuntansi menjadi semakin penting.
e.
Terkait Akuntansi Internasional
Perkembangan yang cepat
dalam transportasi dan komunikasi membuat dunia menjadi tanpa batas hingga
mewujudkan apa yang dinamakan “global village”. Ditambah dengan ditandai
pertumbuhan perdagangan internasional dan pertukaran bisnis lainya diantara
berbagai negara mempengaruhi kehidupan kita. Umumnya, perkembangan ini membawa
dampak berbagai kebiasaan, dan praktek yang sama. Dalam kegiatan bisnis khusus
telah mendukung keinginan untuk meng-harmonisasikan standar akuntansi diantara
berbagai negara tersebut.Harmonization menunjukkan derajat koordinasi atau
kesamaan diantara berbagai set variasi standar akuntansi nasional dan metode
serta format pelaporan keuangan. (Meek et. al dalam Wolk & Tearney, 1992;
577).
Salah satu faktor yang
mendasari perlunya meng-harmonisasikan standar akuntansi internasional adalah
adanya peningkatan kepentingan dari berbagai perusahaan multinational. Kesamaan
secara umum dalam satandar akuntansi dan prosedur akuntansi akan
memfasilitasi/memudahkan koordinasi diantara perusahaan multinational. Sebagai
contoh, laporan keuangan konsolidasi akan mudah disajikan jika perangkat
akuntansi yang tersedia applicable untuk perusahaan multinational tersebut.
Konsekuensi dari MNCs tersebut maka profesi akuntan publik pun ikut mendunia,
banyak firma-firma akuntan publik berpraktek diseluruh dunia. Akhirnya
pembiayaan antar negara meningkat ditandai dengan bergairahnya pasar-pasar
modal antar berbagai negara.
Donna L. Street et. al
(2000), dalam penelitiannya di Amerika, menyatakan bahwa adanya program dari
IOSCO (International Organization of Securities Commissions) bagi pasar
modal-pasar modal untuk menggunakan standar akuntansi internasional (IAS),
memberikan secara signifikan konteks global dari pasar modal Amerika dan
memaksanya untuk melakukan rekonsiliasi (penyesuaian) antara GAAP dengan IAS.
Hal itu dimaksudkan agar dalam praktek akuntansinya mudah dipahami oleh
Securities exchange commission (SEC) dengan tujuan konteks global dari pasar
modal Amerika. Bagaimana dengan Indonesia?
Zubaidur Rahman, (2000)
dalam papernya menyatakan bahwa semua negara yang ada di kawasan Asia Timur
semuanya telah memiliki standar akuntansi nasional yang semuanya diadopsi atau
disusun berdasarkan standar akuntansi internasional (IAS), tetapi pada
kenyataannya laporan keuangan yang dibuat oleh perusahaan-perusahaan yang ada
di negara-negara Asia Timur tersebut jauh panggang dari api, sejak di
perbandingkan, mereka kurang memperhatikan mekanisme dari standara akuntansi
nasionalnya di rekonsialiasikan dengan standar akuntansi internasional.
- Pengertian Sistem Akuntansi
Sistem
akuntansi adalah metode dan prosedur untuk mencatat dan melaporkan
informasi keuangan yang disediakan bagi perusahaan atau suatu
organisasi bisnis . Sistem akuntansi yang diterapkan dalam perusahaan besar sangat kompleks.
Kompleksitas sistem tersebut disebabkan oleh kekhususan dari
sistem yang dirancang untuk suatu organisasi bisnis sebagai
akibat dari adanya perbedaan kebutuhan akan informasi oleh manajer, bentuk dan jalan transaksi
laporan keuangan.
Sistem
akuntansi terdiri atas dokumen bukti transaksi, alat-alat pencatatan, laporan dan prosedur yang
digunakan perusahaan untuk mencatat transaksi-transaksi serta
melaporkan hasilnya. Operasi suatu sistem akuntansi meliputi tiga tahapan:
a.
Harus mengenal dokumen bukti transaksi yang digunakan oleh perusahaan,
baik mengenai jumlah fisik mupun jumlah rupiahnya , serta data
penting lainnya yang berkaitan dengan transaksi perusahaan.
b.
Harus mengelompokkan dan mencatat data yang tercantum dalam dokumen bukti
transaksi kedalam catatan-catatan akuntansi.
c.
Harus meringkas informasi yang tercantum dalam catatan-catatan akuntansi
menjadi laporan-laporan untuk manajemen dan pihak-pihak lain yang
berkepentingan.
- Desain system
Sistem
akuntansi harus dirancang untuk memenuhi spesifikasi informasi yang
dibutuhkan oleh perusahaan, asalkan informasi tersebut tidak
terlalu mahal. Dengan demikian, pertimbangan
utama dalam merancang system akuntansi adalah keseimbangan antara
manfaat dan biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh informasi tersebut.
Agar efektif,
laporan yang disajikan oleh sistem akuntansi harus dibuat secara tepat
waktu, jelas dan konsisten. Laporan yang disajikan dengan
pengetahuan dan kebutuhan pemakai agar dapat digunakan sebagai pertimbangan di dalam
pengambilan keputusan.
Desainer
(perancang) sistem harus memiliki pengetahuan untuk membedakan sistem
akuntansi dan metode pemrosesan data baik pemrosesan data secara manual maupun dengan menggunakan
komputerisasi. Kemampuan untuk membedakan pemrosesan transaksi
secara manual dan komputer cukup penting, karena pada organisasi bisnis tertentu tidak
semua transaksi dapat di proses dengan komputer dan kemampuan
desainer sistem dalam mengevaluasi alternatif-alternatif
yang dipertimbangkan pengetahuan akan prinsip-prinsip dasar sistem akuntansi. Singkatnya, prinsip dasar
yang terkandung dalam system akuntansi yang baik kemungkinan besar
sistem yang dirancang pada perusahaan
tertentu akan mengalami kesulitan ketika diterapkan.
- Implementasi system
Implementasi sistem
bukan hanya merupakan tanggung jawab personel yang ada pada bagian
tertentu, tetapi semua personel harus bertanggung jawab terhadap pengoperasian sistem.
Pengoperasian sistem harus secara hati-hati dan selalu dilakukan
supervisi atas system tersebut sebelum dioperasikan
sepenuhnya.
Buku Besar Pembantu
Buku ini biasa juga disebut buku tambahan. Buku pembantu ini disediakan
untuk rekening-rekening buku besar yang membutuhkan perincian,
misalnya: piutang dagang, utang dagang dan persediaan barang dagangan. Dari buku pembantu ini
dapat disusun daftar mengenai rekening yang bersangkutan pada
setiap tanggal yang dikehendaki (biasanya akhir bulan atau akhir tahun ).
Jurnal Khusus
Sesuai dengan namanya, jurnal khusus adalah jurnal
yang digunakan khusus untuk mencatat kelompok transaksi - transaksi yang sejenis.
Pengelompokkan transaksi - transaksi yang sejenis
bergantung pada aktivitas perusahaan yang bersangkutan.
Meskipun telah disediakan jurnal-jurnal khusus, perusahaan
tetap membutuhkan jurnal
umum yang digunakan untuk mencatat transaksi-transaksi yang tidak dapat dicatat
di dalam jurnal khusus, dan juga untuk keperluan membuat jurnal
penyesuaian, jurnal
penutupan dan koreksi pembukuan. Format dan cara pemakaian jurnal-jurnal
khusus berbeda dengan jurnal umum. Perubahan tersebut dimaksudkan
agar pengerjaan
jurnal dan pembukuan dari jurnal ke buku besar dapat dilakukan secara lebih
efisien. Berikut adalah beberapa jurnal khusus yang biasa digunakan:
- Jurnal Penjualan merupakan jurnal yang khusus digunakan untuk mencatat transaksi-transaksi yang dilakukan secara kredit. Penjualan secara tunai biasanya tidak dimasukkan dalam jurnal ini karena dalam transaksi penjualan tunai terjadi penerimaan kas, sehingga penjualan tunai biasanya dicatat dalam jurnal penerimaan kas.
- Jurnal Penerimaan Kas merupakan jurnal yang disediakan khusus untuk mencatat transaksi penerimaan kas. Untuk menghemat waktu pencatatan, maka jurnal ini dirancang dengan meanyediakan sejumlah kolom dan hanya total setiap rupiah yang dibukukan kedalam buku besar.
Jurnal Umum digunakan
untuk mencatat penyesuaian pembukuan, penutupan pembukuan,
koreksi dan transaksi - transaksi lainnya yang
tidak dapat dicatat di dalam jurnal khusus.
- Sistem Ekonomi
Kelangkaan timbul sebagai akibat dari ketidakseimbangan antara keinginan manusia untuk mendapatkan barang dan jasa dengan kemampuan faktorfaktor produksi menghasilkan barang dan jasa untuk memenuhi keinginan tersebut.
Hal tersebut menjadi masalah pokok ekonomi di setiap negara. Para ahli ekonomi membagi masalah pokok ekonomi yang dihadapi masyarakat ke dalam
tiga persoalan, yaitu mengenai
hal-hal berikut ini.
- Apakah barang dan jasa yang harus diproduksi? (What).
- Bagaimanakah caranya memproduksi barang dan jasa tersebut?
(How).
- Untuk siapakah barang dan jasa tersebut diproduksi? (For Whom).
Sistem
ekonomi adalah suatu aturan dan tata cara untuk mengoordinasikan perilaku
masyarakat (konsumen, produsen, pemerintah, dan sebagainya) dalam menjalankan
kegiatan ekonomi untuk mencapai suatu tujuan.
Setiap negara mempunyai sistem perekonomian
yang berbeda-beda. Hal ini dipengaruhi selain oleh ideologi suatu bangsa juga dikarenakan perbedaan budaya dan pandangan politik di setiap negara.
Sistem perekonomian yang dianut bangsa
Indonesia berbeda dengan sistem perekonomian yang dianut negara Malaysia, Thailand, Australia, Inggris, Italia dan
negara-negara di Afrika.
Perbedaan-perbedaan sistem ekonomi tersebut, pada dasarnya mengarah pada tujuan-tujuan yang sama berikut ini.
- Mencapai tingkat kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat.
- Meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
- Mencapai kestabilan ekonomi dengan kesempatan kerja yang luas.
- Mengurangi jumlah pengangguran.
- Pemerataan pendapatan diantara berbagai golongan dan lapisan masyarakat
- Macam-macam Sistem Ekonomi
Ada 3 sistem ekonomi yang dianut di negara kita
yaitu sistem ekonomi liberal, sistem ekonomi sosialis
dan sistem ekonomi campuran.
a.
Sistem
ekonomi liberal
sistem ekonomi liberal adalah suatu sistem ekonomi
yang memberikan kebebasan dalam segala bidang perekonomian kepada
masing-masing individu untuk memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya. Gambaran
secara menyeluruh mengenai sistem ekonomi liberal, dapat kita perhatikan
ciri-ciri sistem ekonomi liberal berikut ini:
- Setiap orang bebas memiliki alat-alat produksi.
- Adanya kebebasan berusaha dan kebebasan bersaing.
- Campur tangan pemerintah dibatasi.
- Para produsen bebas menentukan apa dan berapa yang akan diproduksikan.
- Harga-harga dibentuk di pasar bebas.
- Produksi dilaksanakan dengan tujuan mendapatkan laba serta semua kegiatan ekonomi didorong oleh prinsip laba.
Berdasarkan ciri-ciri di atas, sistem ekonomi
liberal memiliki kelebihan dan kekurangan.
Kelebihan sistem ekonomi liberal:
- Setiap individu diberi kebebasan memiliki kekayaan dan sumber daya produksi.
- Individu bebas memilih lapangan pekerjaan dan bidang usaha sendiri.
- Adanya persaingan menyebabkan kreativitas dari setiap individu dapat berkembang.
- Produksi barang dan jasa didasarkan pada kebutuhan masyarakat.
Kekurangan sistem ekonomi liberal:
§
Muncul kesenjangan
yang besar antara yang kaya dan yang miskin.
§
Mengakibatkan
munculnya monopoli dalam masyarakat.
§
Kebebasan
mudah disalahgunakan oleh yang kuat untuk memeas pihak yang lemah.
§
Sulit
terjadi pemerataan pendapatan.
b. Sistem ekonomi sosialis
Sistem ekonomi ini disebut juga sistem ekonomi
terpusat. Mengapa hal demikian dikatakan sistem ekonomi terpusat karena segala
sesuatu harus diatur oleh negara serta dikomandokan dari pusat.
Sistem ekonomi sosialis mempunyai ciri-ciri berikut
ini.
a. Semua sumber daya ekonomi dimiliki dan dikuasai
oleh negara.
b. Seluruh kegiatan ekonomi harus diusahakan bersama.
Semua perusahaan milik negara sehingga tidak ada perusahaan swasta.
c. Segala keputusan mengenai jumlah dan jenis barang
ditentukan oleh pemerintah.
d. Harga-harga dan penyaluran barang dikendalian oleh
negara.
e. Semua warga masyarakat adalah karyawan bagi negara.
Seperti halnya sistem ekonomi kapitalis, sistem ekonomi sosialis juga
mempunyai kelebihan dan kekurangan. Kelebihan sistem ekonomi
sosialis, yaitu :
1.
Semua kegiatan
dan masalah ekonomi dikendalikan pemerintah sehingga pemerintah mudah melakukan
pengawasan terhadap jalannya perekonomian.
2.
Tidak ada
kesenjangan ekonomi antara si kaya dan si miskin, karena distribusi pemerintah
dapat dilakukan dengan merata.
3.
Pemerintah
bisa lebih mudah melakukan pengaturan terhadap barang dan jasa yang akan
diproduksi sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
4.
Pemerintah
lebih mudah ikut campur dalam pembentukan harga.
Kekurangan sistem ekonomi sosialis.
1. Mematikan kreativitas dan inovasi setiap individu.
2. Tidak ada kebebasan untuk memiliki sumber daya.
3. Kurang adanya variasi dalam memproduksi barang,
karena hanya terbatas pada ketentuan pemerintah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar